Haaai balik lagi di konten a day in my life. Nah ini ceritaku di akhir Ramadan, saat persiapan mudik serta kisah-kisah yang menyertainya. Juga kelakuan Saladin yang bikin bundanya mumet saat sudah sampai di rumah mbah utinya (mamaku).
Read:
Cerita Mudik ke Jepara
Jadiii
kediaman mamaku itu sekota (di Malang), deket banget, hanya 2 kilometer dari
rumah. Mudiknya cuma loncat kecamatan wkwkkw. Malah Saladin pernah dua kali
kuajak mudik (sebelum Ramadan) dengan berjalan kaki dan dia happy aja, terus dia semangat menjaga
sang bunda.
Kuras Bak Mandi
Secepat Kilat
Hari
Jumat mamaku sudah kirim pesan singkat kalau kami (daku, Saladin, dan ayahnya)
kudu cepet-cepet mudik. Waduh, padahal rencana pulangnya hari Senin. Belum persiapan
apa-apa mulai dari packing baju
sampai belanja sayur dan bahan mentah lain (mengisi kulkas penuh-penuh).
Namun
kalau mama sudah menyuruh, tiada kata ‘tidak’. Ya sudahlah, cepat-cepat ambil
baju, peralatan mandi, dll. Belanjanya besok atau lusa saja, lagipula lebih
lengkap kalau shopping di Sawojajar 2
(kawasan rumahku) jadi gampang lah, balik bentar buat ke tukang sayur, isi
kulkas, lalu mudik lagi.
Tapii
tapii di saat rempong packing,
Saladin malah berulah. Dia bikin bak mandi kotor. Jadi daku kudu cepat-cepat
kuras bak secepat kilat, karena jika dia yang disuruh malah lama (karena main
air dulu). Belum berangkat mudik aja sudah drama kayak gini.
Saladin Hampir Kekunci di Kamar
Sampai
di rumah langsung legaa tapi gak bisa rebahan karena menata baju dll di dalam
kamar. Setelah itu Saladin kumat lagi. Pas daku lagi di bawah (kamarku di
lantai 2) eh dia teriak-teriak. Ternyataa dia mengunci diri di dalam kamar lalu
tidak bisa membukanya.
Untung
ada jendela kecil di atas pintu jadi dia kusuruh melempar kuncinya ke sana.
Setelah kena omel baru dia minta maaf. Oalaah udah 11 tahun usianya kok masih
usil gini, gemesiin.
Mencucikan Jaket Bundanya
Sudah
capek beraktivitas dan akhirnya daku ketiduran lalu Saladin main di lantai 1.
Dia melihat cucianku (rendaman jaket) di dalam ember. Lah diam-diam dia
mencucikan dengan menyalakan mesin cuci.
Daku
langsung kebangun karena mendengar suara mesin dan kaget sekaligus terharu. Kok
bisa dia kepikiran buat bantu bundanya mencuci? Meski caranya masih salah
(mesin cucinya tidak diberi air), lalu kuberi tahu cara yang benar bagaimana.
Bantuin Kupas Kentang
Malamnya
daku langsung ambil kentang (karena mau bikin samosa isi kentang). Eh Saladin
menawarkan untuk mengupaskannya. Dia mengambil peeler lalu mengupas beberapa butir kentang. Aah senangnya, dia
memang sudah kulatih untuk bisa mengupas karena suka makan kentang goreng.
Jangan Hanya Lihat Kejelekan Anak
Jadii
kesimpulannya, jangan hanya melihat kejelekan anak, apalagi selalu
menganggapnya nakal. Hal-hal yang dilakukan mereka bukan karena usil atau
bandel, tetapi bisa jadi masih belajar atau tidak sengaja.
Daku
harus selalu ingat untuk mengingat lebih banyak kebaikan anak daripada
kejelekannya. Fokus pada hal positif maka hasilnya akan positif juga. Anak akan
senang karena dipuji, dimotivasi, diajari, dan diajak untuk mandiri, bukannya
selalu disalahkan.