Selasa, 26 Maret 2024

Derita Ibu Ketika Mudik dan Stigma Mama yang Keras Kepala

 Mudik, mudiik, horee! Mudik memang menyenangkan karena bisa sekalian liburan di kampung. Apalagi bagi perantau, bisa jadi hanya setahun sekali ketemu dengan orang tua atau mertua.

                              Sumber: Pixabay

Kalau mudik barang-bareng emang bawaannya happy tetapi rasa itu bisa berubah drastis jadi marah atau sedih. Kok bisa? Ya karena ucapan orang-orang nyinyir yang entah sengaja atau tidak melukai hati.

Hantaman Itu Berupa Ejekan

Pulang kampung berarti bersua kembali dengan tetangga lama dan para kerabat. Akan tetapi ada bencana yang siap menyerang ketika ada satu saja pengkritik di antara mereka. Entah apa motifnya, dia mengejek cara kita untuk mengasuh anak.

                                       Sumber: Pixabay

Heran ya mengapa ada manusia seperti ini? Saudara saja bukan, ketemu juga jarang, begitu bertamu malah tanya-tanya. “Kok anakmu kurus? Enggak dikasih makan ya? Susunya kurang mahal tuh! Ih giginya tonggos karena kebanyakan ngedot!”

Kapan Nambah Anak?

Nah kalau daku selalu ditanya kapan nambah anak? Jawabannya hanya dengan senyuman. Iyaa kalau dijawab alasan kesehatan pasti disanggah, katanya daku masih muda, kasihan anaknya enggak punya adik, dll. Lha daku yang punya anak kenapa orang lain yang rempong? Kalau kumat sakit-sakitan pas hamil apa dia mau nanggung biaya berobatnya?

Pemaksaan MPASI Dini

Satu lagi yang bikin puyeng adalah pemaksaan pemberian MPASI (makanan pendamping ASI) padahal anak masih berusia di bawah 6 bulan. Katanya iyaa dulu anak masih piyik disuapin pisang, bahkan nasi lumat, tidak apa-apa. Sudah ngotot pakai acara mengancam pula.

                              Sumber: Pixabay

Daku bisa bersungut beneran kalau ada manusia model begini. Maunya mudik dalam keadaan senang malah jadi emosi. Anak lu anak lu jangan ngajak-ngajak anak gue MPASI dini! Apalagi kalau ada yang jejelin kue tanpa PIRT dan gak jelas produksi mana ke mulut anak, ngasih minuman berpemanis buatan, atau sebotol soda tanpa izin. Beneran ngamuk gueeee.

Ibu yang Keras Kepala

Kalau masalah pembenaran manner dan kebiasaan yang berbeda saat pulang kampung maka daku masih bisa toleransi. Akan tetapi kalau menyangkut body shaming, KDRT verbal terhadap anak (dan bundanya), atau pemaksaan MPASI dini maka tidak bisa didiamkan begitu saja. Mau dianggap keras kepala? Lah ini kan demi kesehatan anak di masa depan.

Trauma Mudik

                                 
Sumber: Pixabay

Beneran deh sekali kena manusia model kayak gini maka daku jadi malas mudik. Jadilah Saladin tidak pernah datang ke rumah mbah buyutnya di Jepara. Daku lebih nyaman dan tenang berlebaran di rumah ibu mertua terkasih, yang memang jarak rumahnya lebih dekat (hanya 40 menit naik sepeda motor sudah sampai). Daku enggak mau ke Jepara karena banyak faktor dan salah satunya adalah Saladin tidak kuat panas.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Sebenarnya ucapan negatif saat pulang kampung bisa diatasi kalau klean punya mental yang kuat. Tinggal disenyumin aja atau diam seribu bahasa. Namun kalau malah bikin pusing mending menjauh deh untuk sementara.

                              Sumber: koleksi pribadi

Gimana, lebaran mau damai atau perang? Wkwkwk. Maaf bukannya ngajak buat berani gelut ya. Cuma memang momen mudik sangat bisa dibelokkan jadi momen yang memusingkan, karena ulah para oknum yang memaksakan kehendak dan mengatur-atur gaya parenting. Anakku anakku anakmu urus sendiri. Atau klean ada ide bagaimana cara mengatasi makhluk seperti ini?

 

Senin, 25 Maret 2024

Dear Me, Terima Kasih Sudah Berjalan Sejauh Ini

 Dear myself,

Ramadan sudah hampir setengahnya, bagaimana dengan kabar hatimu? Kalbu yang berusaha untuk terus disucikan dengan mengucap nama-Nya, baik di rumah-Nya maupun di mana saja. Hati dijaga agar tak lagi-lagi melakukan dosa, dan terus bertaubat agar tidak mengulangi semua perbuatan durjana.

Aku ingin bilang kalau Ramadan memang spesial karena ada banyak kesalahan yang disadari, dan akhirnya melakukan evaluasi pada diri sendiri. Masihkah diriku berusaha mendekat kepada-Nya dan melakukan semua ibadah dengan ikhlas? Mengingat ada banyak rezeki yang kuterima saat Ramadan (dan di bulan lain) seperti makanan gratis dari para tetangga, pekerjaan yang datang tanpa menaruh surat lamaran, dll. Jangan sampai aku kufur nikmat dan akhirnya lupa untuk bermunajat kepada-Nya.

                                                Sumber: koleksi pribadi

Rasanya aku sudah lelah mengejar dunia selama 30 tahun lebih diberi nyawa oleh-Nya. Aku sudah merasakan punya gaji sendiri, kemudahan bekerja dari rumah, dan berbagai rezeki lain. Aku sangat lelah dikejar deadline setiap 2 jam sekali dan akhirnya stress sendiri, lalu tak bisa mengendalikan emosi.

Dear myself,

Ramadan adalah momen yang sangat pas untuk sadar bahwa semua rezeki adalah pemberian-Nya, bukan dari boss atau dari sumber lain. Jangan sampai aku terlalu sibuk bekerja sampai melalaikan panggilan untuk salat di awal waktu. Bukankah sejak tahun 2011 lalu suamiku sudah mengajari bahwa saat kita mengejar akhirat maka dunia akan ikut sekalian? Buat apa capek-capek mengejar dunia ketika hati hampa karena kualitas ibadah menurun drastis?

                                Sumber: Pixabay

Rasanya di Ramadan 2024 ini hampir sama dengan tahun lalu, saat aku sedih karena teringat dosa-dosaku sendiri. Bedanya aku seharusnya melakukan pergerakan untuk mencari pintu maaf dari-Nya. Di bulan suci ini selalu ada kesempatan untuk bertaubat nasuha.

Dear Myself,

Ingatlah bahwa hantaman di akhir tahun 2023 bukanlah akhir dari segalanya. Kala kontrak kerja satu-persatu diputus, itu bukan karena rezekiku habis. Bisa saja itu peringatan dari-Nya agar jalanmu dibelokkan ke arah yang benar.

                                      Sumber: koleksi pribadi

Di bulan Ramadan ini aku terus merenung bahwa memang lebih baik bekerja di sektor lain, di mana keadaan mentalku bisa lebih stabil. Aku bisa belajar menulis fiksi lagi atau berkarya di media sosial. Rezeki Allah itu sangat luas dan tidak hanya ada ketika aku jadi karyawan.

Dear Myself,

It’s OK Not to be OK. Seperti kata sebuah judul drama, maka memang merasa tidak baik-baik saja adalah hal yang biasa saja. Aku berusaha menerima semua takdir baik dan buruk dan terus berpikiran positif. Semoga Ramadan menjadi waktu yang pas untuk mengobati hati dan pikiran yang terluka selama beberapa bulan ini.

                                        Sumber: koleksi pribadi

Sejak kecil aku didoktrin untuk menjadi alpha female yang kuat dan mandiri, mengingat aku adalah anak sulung dan perempuan sendiri. Namun di balik super power itu aku tetap bisa menangis. Menyadari kekalahan dan kesalahan adalah hal yang biasa dan jangan menganggapnya sebagai sesuatu yang negatif.

Dear myself,

Ingatlah bahwa kita bisa bahagia ketika mengikhlaskan semuanya. Saat sudah bisa menerima takdir dan pasrah (tentu sambil terus berusaha) maka harus optimis bahwa masa depan akan cerah kembali. Bahagia sebenarnya sederhana dan bisa diraih setiap hari.

Ketika aku sadar bahwa diri ini adalah tipe Feeling (menurut tes MBTI) maka memang kelemahannya adalah mudah baper. Ramadan adalah saat untuk belajar mengendalikan diri agar tidak terperosok ke gelapnya amarah dan emosi negatif lainnya. Kutemukan ketenangan jiwa setelah berwudhu dan beribadah dengan khusyuk. Semoga bisa menjadi terapi ke diri sendiri dan membuatku makin kuat lahir-batin.

                                           Sumber: koleksi pribadi

Sadarilah bahwa selama ini Allah sangat menyayangi semua makhluk-Nya. Jika aku sekarang fokus jadi housewife maka bisa lebih lama lagi memeluk Saladin dan menguatkan bonding antara ibu dan anak. Rezeki akan datang dari arah yang tak disangka-sangka dan pasti sudah disiapkan oleh-Nya, selama diri ini selalu sabar dan terus berusaha.

Terima kasih kepada diri sendiri karena sudah berjalan sejauh ini. Jangan sesali semua yang ada atau terus gelisah karena iri pada rezeki orang lain. Allah sudah memberi takdir paling baik dan rezeki yang sesuai dengan takaran. Bismillah, semoga setelah Ramadan ini semua sakit hati dan kepusinganku sembuh dan tak lagi kambuh.

Minggu, 24 Maret 2024

Kenangan Mudik Antar Provinsi, Saat 8 Jam Terpanggang di Dalam Mobil

 Mudiiik! Siapa nih yang suka mudik? Kalau sudah pulang kampung maka rasanya sangat menyenangkan karena mengenang masa kecil di desa sekaligus kangen-kangenan dengan orang tua atau Nenek dan Kakek tercinta. Klean kampungnya di mana nih? Kalau aku asalnya dari Kabupaten Jepara.

Jadi, sejak tahun 1987 sampai 2011 aku selalu mudik ke Jepara, dan Alhamdulillah kala itu Kakek dan Nenekku masih sehat. Mengapa hanya sampai 2011? Karena setelah lebaran di tahun tersebut, aku sudah jadi istri orang dan akhirnya berlebaran di Malang saja, di rumah Ibu mertua terkasih.

                                       Sumber gambar: Pexels

Gini lhoo, maksudnya orang tuaku dan mertuaku sama-sama tinggal di Malang. Akan tetapi mama dan papaku asli Jepara jadi kami tuh mudiknya ke sana. Sampai sini paham? Yuk lanjut ke cerita mudik lintas provinsi yang sangat cihuuy.

Persiapan Mudik Super Rempong

Durasi mudiknya seminggu maka butuh persiapan yang super rempong. Mulai dari packing baju, bantu mama angkat oleh-oleh, sampai menata semua tas di mobil. Tentu tak lupa harus bawa bantal agar tidurnya nyenyak.

Perjalanan Mudik yang Panjang

Tidur? Iyaa karena jarak Malang- Jepara yang cukup jauh bahkan lintas provinsi maka untuk jalan darat butuh waktu 7 hingga 8 jam. Oleh karena itu di mobil wajib ada bantal.

Saat mudiknya butuh waktu lama maka rata-rata kami berangkat pada malam hari. Jadi paginya udah happy karena mau sampai. Kalau klean biasanya tim mudik pagi atau malam?

Terpanggang di Mobil Jadul

Namun kadang Papa mengajak untuk mudik di pagi hari karena beliau tidak kuat menahan kantuk. Yaa kalau mudiknya malam biasanya disetirin oleh sopir, dan kadang tidak ada sopir karena sudah pada di-booking duluan oleh pemudik lain. Jadinya panas-panasan dan terpanggang di dalam mobil jadul.

                                            Sumber gambar: Pexels

Dari Malang sih masih sejuk tetapi begitu sampai Surabaya, Tuban, jalur Pantura (pantai utara) dan Jawa Tengah maka sangat hot. Keringat keluar sebiji jagung. Memang ada AC tetapi tidak dinyalakan (takut penumpang malah mabuk darat) akhirnya pakai angin cendela wkwkwk tetap saja angin yang berembus itu panas.

Bengong dan Menghitung Iklan

Lantas 8 jam di dalam mobil ngapain aja? Salah satu adikku ada yang killing time dengan mendengarkan lagu. Sementara adikku yang lain memilih untuk tidur.

Aku ngapain aja? Enggak mungkin baca buku di dalam mobil, bikin pusing. Akhirnya setengah bengong memandang jalanan dan iseng mengamati dan menghitung papan iklan di toko-toko.

Musafir? Boleh Enggak Puasa

Untuk yang mudiknya jauh maka statusnya musafir ya jadi punya keringanan untuk tidak puasa. Namun aku lebih sering puasa saja karena setelah Ramadan harus menggantinya jika dalam perjalanan ‘bolos’ puasa. Walhasil sudah kepanasan, capek, bosan, dan haus di jalan.

Salat Ied di Jalur Pantura

Ada satu pengalaman unik saat kami salat Ied di jalur pantura. Kala itu mudiknya sangat mepet sehingga setelah subuh mobil belum sampai Jepara. Kemudian kami mencari masjid terdekat untuk menunaikan salat Ied (sudah lupa kotanya apa, yang jelas ada di Jawa Tengah).

Masjidnya cukup besar dan aku kaget karena ada kolam kecil menuju tempat wudhu. Rupanya di daerah sana, masjid-masjidnya seperti itu, mungkin agar menjaga kebersihan kaki jamaah. Untung waktu itu adik bungsu sudah cukup besar sehingga dia tidak tergoda untuk berenang di kolam kecil.

Alhamdulillah aku saat itu juga bawa peralatan mandi yang cukup lengkap sehingga bisa dipakai bergantian. Jadi bisa mandi sampai wangi sebelum salat Ied. Yaa biasanya kami cukup slow dan kadang bawa handuk dan sikat gigi saja. Penyebabnya karena Nenek punya toko jadi bisa beli sabun dan peralatan mandi lainnya di sana.

                                        Sumber gambar: akun FB Toko Wilis Jepara

Nahh itulah kenanganku saat mudik ke Jepara. Walau harus menempuh perjalanan selama 8 jam, kepanasan, dan bosan di jalan, tetapi menyenangkan. Kalau klean mudiknya ke mana nih?

Sabtu, 23 Maret 2024

Masa Kehamilan dan Momen Melahirkan yang Penuh dengan Keajaiban

 Siapa yang percaya akan keajaiban? Sejauh ini aku percaya akan keajaiban, selama yang terjadi adalah pemberian dari-Nya. Bagaimanapun kita adalah hamba yang wajib untuk menaatinya dan bergantung hanya pada-Nya.

                                                Sumber gambar: koleksi pribadi

Termasuk saat hamil, kurasakan ada banyak keajaiban yang terjadi dan membuatku jadi sadar. Betapa banyak anugerah yang diberikan oleh-Nya. Rasa syukur wajib dipanjatkan setiap hari, karena ada saja rezeki yang datang. Sampai aku punya motto baru: every single day is my lucky day.

Kehamilan Pertama yang Ditunggu

Setelah menikah selama beberapa bulan maka menanti hasil test pack adalah ritualku tiap pagi. Masih kuingat kala itu, awal Januari 2012 akhirnya ada 2 garis di lembaran test pack. Tentu suamiku senang, apalagi mama dan papaku. Maklum ini adalah calon cucu pertama mereka.

                                               Sumber gambar: PNG Tree

Namun malang tak dapat ditolak, di akhir Januari aku keguguran. Saat itu aku nekat ikut suami mengantarkan pesanan (kami dulu berbisnis percetakan). Ketika pulang, lewat jalan tembusan yang banyak polisi tidurnya. Mungkin kombinasi kelelahan berhari-hari karena merintis usaha baru membuatku kelelahan lalu keguguran.

                                  Sumber gambar: Pixabay

Aku yakin bahwa Allah akan memberi waktu terbaik untuk hamil. Setelah keguguran pun aku merasa hikmahnya: bahwa ternyata ada myoma yang baru terlihat saat USG di RS kedua. Entah mengapa di RS pertama (saat awal periksa hamil) kok tidak terlihat. Rupanya penyakit itu yang menjadi penyebab keguguran.

Kehamilan Kedua yang Mengejutkan

Aku berusaha menguatkan diri pasca keguguran sambil tetap meminum susu hamil (emang dasarnya doyan susu). Tak disangka bulan berikutnya langsung hamil lagi. Alhamdulillah benar-benar keajaiban karena adanya myoma tidak berpengaruh negatif terhadap kesuburanku.

Enggak Kuat Puasaaa

Namun saat hamil kedua rasanya benar-benar lemah. Bagaimana tidak, capek sedikit saja maka terjadi pendarahan, lalu suami bergegas mengajak ke RS. Dokter akhirnya memberi obat penguat kandungan dan berpesan agar bed rest selama minimal 3 bulan.

                                     Sumber gambar: Pixabay

Saking lemahnya, untuk melakukan puasa Ramadan pun tidak dianjurkan oleh dokter. Ya memang ada rukhsah (keringanan) bagi ibu hamil. Sebagai gantinya maka suami wajib membayarkan fidyah.

Rezeki Datang Berturut-turut

Walau merasa sangat bosan selama bed rest tetapi aku tetap merasa bersyukur karena dokter dan fasilitas di RS kedua jauh lebih baik daripada RS pertama. Nah kalau USG pasti nebus vitamin dan obat penguat, dan butuh biaya yang lumayan banyak.

                                         Sumber gambar: Pixabay

Padahal kala itu suami masih merintis bisnis sehingga pendapatannya belum setara UMR. Memang sih kami masih serumah dengan orang tuaku. Akan tetapi kan butuh uang juga untuk USG, persiapan beli baju bayi, diapers, biaya melahirkan, dll.

Selanjutnya apa yang terjadi? Semakin besar kandunganku, semakin banyak klien yang datang. Mereka memesan stiker, undangan pernikahan, dll. Alhamdulillah, Allah benar-benar memberi rezeki tepat pada waktunya.

Placenta Previa yang Mengerikan

Namun ada satu lagi ujian ketika hamil: placenta previa alias plasenta yang menutupi jalan lahir. Jika memang sampai trimester ketiga tidak bergeser maka tidak ada cara lain kecuali operasi Caesar. Jadwal USG juga makin dipersering jadi seminggu sekali, sambil mengontrol letak plasenta.

                                 Sumber gambar: Pixabay

Sebenarnya yang kutakutkan adalah aku belum pernah operasi sama sekali. Selama 25 tahun (kala itu) aku pun belum pernah opname di RS. Akan tetapi suami menguatkan, dan bilang bahwa bayi bisa lahir lewat cara apapun, termasuk via Caesar.

Keajaiban Saat Melahirkan

Ketika USG maka aku selalu berdoa agar plasenta bisa bergeser. Namun tetap saja letaknya menutupi jalan lahir. Bagaimana ini?

Beberapa kerabat memberi solusi. Ada yang menyarankan untuk periksa ke dokter kandungan lain, yang bisa meresepkan obat agar plasentanya bergeser. Ternyata setelah ku-cross check, obat itu untuk membesarkan rahim sehingga diharap plasentanya bisa bergeser sendiri. Untung saja aku tidak tergoda untuk ganti dokter.

Ada pula yang memberi saran untuk pijat ke dukun bayi di sebuah desa. Haah, mana mungkin saat hamil malah dipijat? Sudahlah, aku pasrah saja sambil terus berdoa dan istiqamah melakukan ibadah wajib dan sunnah, sambil menanti keajaiban itu tiba.

Malam itu tanggal 7 November 2012 adalah jadwal USG terakhirku. Aku dan suami sudah bersiap dengan hasilnya, tetapi dokter memberi berita yang mengejutkan. Plasenta sudah bergeser sehingga aku bisa melahirkan normal. Alhamdulillah, keajaiban benar-benar terjadi.

                                          Sumber gambar: koleksi pribadi

Tanggal 8 November 2012 jam 08:15 pagi akhirnya putraku lahir. M. Saladin Al-Ayyubi, anak yang kuat karena mampu bertahan walau bundanya selalu tepar saat hamil. Saladin yang tetap survive walau ada ancaman dari myoma yang bisa menyedot nutrisi, yang seharusnya menjadi haknya.

Tetaplah percaya akan pertolongan dari-Nya karena keajaiban benar-benar ada. Saat kita sudah pasrah, ikhlas, sabar, dan tetap berusaha, maka pasti ada solusinya. Tentu saja dengan menambah dosis doa dan ibadah-ibadah lainnya.

 

Jumat, 22 Maret 2024

Tragedi Sepeda Motor ‘Nyangsang’ dan Anak-Anak yang Terlalu Dimanjakan

 Sedang viral berita 2 anak yang berboncengan sepeda motor lalu tidak bisa mengendalikan diri. Mereka akhirnya ‘nyangsang’ ke rumah orang dan tentu menimbulkan kerugian, baik ke sepeda motornya maupun ke pemilik hunian tersebut. Pertanyaannya, kok bisa sih mereka ‘terbang’ dan kecantol di rumah orang?



Sebenarnya kecelakaan sepeda motor yang terjadi akhir-akhir ini sangat miris karena korbannya adalah anak-anak. Mereka sudah bisa mengendarai motor lalu kebut-kebutan (atau bahasa gaulnya – di sini – mbleyer). Yang lebih miris, mereka juga tidak pakai helm. Ketika diingatkan malah marah-marah. Namun saat terjadi kecelakaan baru kapok dan menangis.

Masih Kecil kok Diberi Sepeda Motor?

Saat harga sepeda motor terjangkau oleh kantong masyarakat dan bisa dicicil, maka ada sebagian orang yang nekat membelikannya ke anaknya. Masalahnya, sang anak baru berusia 12 tahun (atau lebih muda). Memang kakinya sudah bisa menjangkau kick starter tetapi mentalnya belum siap, oleh karena itu makin banyak kecelakaan sepeda motor yang dilakukan oleh anak-anak.

Bagaimana bisa anak yang masih piyik malah diberi sepeda motor? Apa gak mikir ortunya kalau nanti kecelakaan bagaimana? Bahkan resiko terbesarnya adalah kematian, serem gak?



Yang lebih sedih lagi, sepeda motor menjadi simbol kekayaan (terutama di kampung-kampung). Jadi, membelikan anak di bawah umur sebuah motor adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Orang tua malah senang karena anak bisa disuruh mengantarkan barang atau berangkat ke sekolah sendiri (meski akhirnya bingung mencari tempat parkir motor di luar sekolah).

Belum Punya KTP dan SIM

Anak berusia di bawah 17 tahun tentu belum punya KTP dan SIM. Jadi wajar kalau mereka ditilang saat kena razia. Seharusnya orang tua sadar bahwa yang dilakukan oleh pihak berwajib adalah sebuah kebenaran. Mereka tidak boleh marah lalu menyalahkan pihak lain.

Pemanjaan yang Berlebihan

Pemberian sepeda motor ke anak di bawah umur adalah bentuk pemanjaan yang berlebihan. Seharusnya, jika orang tua paham psikologis anak, maka mereka lebih butuh kasih sayang dan perhatian. Bukan barang-barang seperti sepeda motor, HP, dll yang diberikan terlalu cepat, dengan alasan agar tidak kalah dengan anak tetangga.

Bagaimana dengan Sepeda Listrik?

Nahh beberapa tahun ini sepeda listrik makin viral ya. Kalau anaknya belum berusia 17 tahun bagaimana? Kan naik sepeda listrik tidak perlu syarat KTP dan SIM seperti sepeda motor?



Well, ada orang tua yang memperbolehkan anaknya (yang masih pre teen) untuk mengendarai sepeda listrik. Dengan alasan nanti dia bisa lancar jika belajar naik sepeda motor. Tapiii syaratnya adalah hanya boleh dipakai di dalam perumahan dan dilarang keras untuk dikemudikan di jalan raya.

Setahuku sekarang ada aturan kalau sepeda listrik juga dilarang untuk melewati jalan umum / jalan raya. Ada yang pernah papasan dengan sepeda listrik dan pengendaranya anak di bawah umum? Apa merasa takut karena jika terjadi tabrakan, maka mayoritas yang disalahkan adalah orang yang lebih tua, padahal yang salah adalah si bocah.

Yaa kesimpulannya jangan belikan anak di bawah 17 tahun sepeda motor atau sepeda listrik. Selain karena posturnya belum terlalu tinggi, mental dan emosinya belum matang untuk menaiki kendaraan bermotor / listrik sendiri. Semoga tidak ada lagi kecelakaan dengan korban anak di bawah umur, yang sedang naik motor.

Anak Mau Puasa Karena Iming-Iming Hadiah, Emang Boleh?

 Salah satu tantangan di bulan Ramadan adalah mengajari anak untuk berpuasa. Memang mereka belum aqil balig jadi memang tak wajib berpuasa. Namun taka da salahnya diajari puasa setengah hari dulu (puasa bedug) agar nantinya saat dewasa sudah bisa untuk melakukan ibadah ini.

                        Sumber: Pixabay

Namanya juga anak-anak ya. Kadang pulang sekolah mengeluh lapar atau haus, padahal sudah berbuka di tengah hari. Atau, sore-sore mereka sudah berburu takjil lalu curi-curi minum es teler duluan. Ada juga anak yang nekat minum air keran dengan alasan kumur-kumur.

Sebagai orang tua kita mikir bagaimana cara agar anak mau berpuasa. Salah satunya dengan memberikan hadiah atau iming-iming jika mereka mau lanjut puasa (bedug atau sampai maghrib sekalian). Ada orang tua yang memberi iming-iming berupa mainan, baju, atau snack agar anak mau berpuasa. Sebenarnya tiap ibu atau ayah selalu ingin kasih yang terbaik untuk anaknya, dan masih dianggap wajar.

Makanan dan Minuman Kesukaan Anak Sebagai Hadiah

Ada juga orang tua yang memberi makanan dan minuman sebagai hadiah jika anak bisa lulus puasa sampai maghrib. Misalnya kue kering, es buah, atau yang lain. Anak yang sebelumnya suka makan akan rela menahan lapar, demi hadiah yang lezat dan segar.

                             Sumber: Pixabay

Iming-Iming atau Penyemangat?

Akan tetapi menjadi pro-kontra ya karena ada yang menganggap bahwa hadiah akan membuat anak untuk melakukan suatu kewajiban tetapi harus ada kadonya. Akan jadi berbahaya (dalam pikiran ortu) jika anak mau belajar atau puasa tapi dia harus mendapatkan reward, apalagi yang harganya mahal.

Namun ada orang tua yang berprinsip bahwa memberi anak hadiah adalah sebuah kewajaran, dan menjadikan mereka lebih semangat berpuasa. Lagipula Ramadan kan hanya 30 hari, jadi kadonya juga tidak tiap hari sepanjang tahun.

Beri Motivasi dengan Stiker

Nahh alternatif lain, kalau mau kasih reward ke anak bisa berupa stiker. Jadi kalau dia puasa 1 hari, diberi 1 stiker dan dia menempelkannya dengan senang hati. Kalau puasanya sebulan maka stikernya jadi 29/30.

                                          Sumber: koleksi pribadi

Pelukan dan Ciuman

Sebenernya hadiah gak hanya berupa mainan tetapi bisa dengan pelukan dan ciuman. Ketika anak sudah lulus puasa maghrib maka dia bisa dicium pipinya sebagai tanda dukungan. Anak akan merasa senang karena diperhatikan oleh ibu dan ayahnya, jadi kado tidak melulu berupa materi yaaa.

Hadiah di Akhir Bulan

Kalau anak sudah lulus puasa selama sebulan maka hadiahnya baru diberikan ketika lebaran. Misalnya mainan, baju baru, sandal, atau yang lain. Akan tetapi dia wajib ingat bahwa reward diberikan untuk usahanya dalam menahan diri selama bulan Ramadan. Sementara puasa adalah kewajiban, jadi saat dia dewasa harus melakukan kewajiban apapun tanpa minta iming-iming.

Jangan Memaksakan Diri untuk Memberi Kado

Kadonya apa nih? Sebenarnya sebagai orang tua jangan terlalu memaksakan diri untuk membelikan kado yang mahal, misalnya mainan seharga ratusan ribu rupiah, apalagi jelang lebaran kan banyak kebutuhan lain seperti ongkos mudik, beli baju, kue kering, dll. Kalau memang kita memberi hadiah maka bisa dipilihkan yang harganya sesuai kantong.

                              Sumber: Pixabay

Menurutku saat orang tua memberi hadiah sebagai penyemangat agar anak mau puasa itu boleh-boleh saja. Namun tentu saja ia harus dididik, apa arti puasa? Mengapa ibadah tersebut wajib? Jadi ia akan paham bahwa kelak saat dewasa ia harus berpuasa tanpa menunggu diberi kado terlebih dahulu. Klean masuk tim yang mana, kasih reward ke anak atau tidak selama Ramadan?

Kamis, 21 Maret 2024

Cantik dan Segar saat Puasa dengan Cara yang Sederhana

 Bulan Ramadan sangat istimewa karena tiap umat-Nya bisa bermunajat dengan lebih taat. Namun ketika manusia tidak makan dan minum selama lebih dari 12 jam, tentu kekuatan tubuh berkurang. Akibatnya bibir jadi kering dan wajah pun kuyu.

Akan tetapi, puasa tidak bisa dijadikan alasan untuk punya ‘muka bantal’ alias selalu terlihat baru saja bangun tidur. Sebenarnya kita bisa lho tampil cantik dan segar di bulan Ramadan. Caranya juga cukup sederhana dan tak perlu budget yang terlampau tinggi.

Minum Air Putih

Saat berbuka sudah minum air putih atau belum? Biasanya kalau mau berbuka, kita udah beli takjil berupa es campur, es teler, Thai tea, atau es lainnya. Habis makan nasi baru minum segelas air putih. Jadi dalam sehari hanya 3 gelas air yang masuk ke dalam tubuh.

                                          Sumber gambar: Pixabay

Tak heran tubuh jadi dehidrasi karena kurang asupan cairan. Nahh yuk biasakan minum air walau setengah dipaksa. Ketika berbuka minum air segelas, setelah makan minum lagi. Lanjut sebelum tidur minum air dua gelas dan saat bangun sahur juga minum lagi. Saat sudah cukup minum maka badan akan lebih fit dan rona muka juga segar.

Makan Sayur dan Buah

Jujur bagiku makan sayur itu sesuatu yang kurang menyenangkan dan baru bisa teratur makan sayur saat hamil dan menyusui. Nah saat Ramadan maka kebiasaanku di dapur jadi berubah drastis alias masak lauk yang gampang saja. Lalu lupa masak sayur dan beli buah.

                                     Sumber gambar: Pixabay

Padahal sayuran hijau mengandung niacin yang membuat wajah tampak lebih cerah. Seperti kata seorang chef wanita, ia ‘makan’ skincare alias menjaga kecantikannya dengan mengkonsumsi sayuran dan makanan bergizi. Jadi jalan tengahnya adalah daku usahakan untuk membeli sayuran matang seperti sayur bening atau jangan asem yang bisa didapatkan di pasar takjil.

Sementara untuk buahnya juga tersedia banyak di tukang sayur. Malas makan buah saat berbuka? Jadikan salad saja atau smoothies. Selalu ada cara untuk cantik dengan cara menjaga makan.

Pulaskan Lipbalm

Bibir masih terasa kering saat berpuasa? Biasanya bisa diatasi dengan cara alami seperti mengoleskan sedikit madu. Namun daku takut khilaf dan menjilat madunya lalu batal puasa, wkwkwkkw.

                              Sumber gambar: Pixabay

Jadi habis mandi tuh jangan lupa pakai lipbalm (selain memakai skincare lainnya). Ada banyak merek di pasaran yang bisa klean pilih sendiri. Lipbalm ada yang netral dan ada yang berwarna (meski tipis-tipis). Ada juga yang memiliki aroma buah dan jadinya segar kala dihirup (jangan dijilat, lho!)

Mengurangi Konsumsi Gorengan

Sebenarnya ini adalah sebuah tantangan karena rasanya berbuka puasa tak lengkap tanpa gorengan lezat seperti risoles, bakwan, lumpia, dan kawan-kawan. Namun sebenernya kita tuh bisa berusaha untuk mengurangi konsumsi gorengan, demi kesehatan dan kecantikan.

                                        Sumber gambar: Pixabay

Kalau tiap hari makan snack penuh minyak maka dikhawatirkan bisa memicu panas dalam atau radang tenggorokan. Kemudian, lemaknya juga bisa memunculkan jerawat. Ternyata untuk jadi cantik memang butuh effort yaa dan kudu jaga makan saat berbuka dan sahur.

Olahraga saat Puasa, Memang Boleh?

Dulu ketika baru berusia 20-an, rasanya energiku masih meluap-luap. Saat berpuasa pun kuat-kuat saja senam aerobik selama 30 menit tiap sore. Namun rasanya berbeda ketika sudah berumur 30-an, mau olahraga takut haus dan lemas jelang berbuka.

                               Sumber gambar: Pixabay

Jadi olahraganya cukup jalan kaki dengan mode slow motion. Kan lagi saving energy jadi jalannya pelan tapi pasti, yang penting bergerak dan berkeringat. Walau belum mencapai 10.000 langkah sehari tetapi lebih baik lah, daripada cuma mager dan duduk sambil scroll media sosial seharian.

Untuk tampil cantik dan segar saat berpuasa memang butuh usaha keras, tetapi yang penting adalah konsistensinya. Yuk tetap aktif saat puasa dan mengkonsumsi buah, sayur, serta air putih yang cukup saat berbuka dan sahur. Wajah ayu saat Ramadan? Bisaa dong.

Rabu, 20 Maret 2024

Menu Berbuka ‘Recycle’ yang Praktis dan Nikmat

 Recycle? Ehh jangan kaget dulu. Maksudnya adalah masakan yang diolah dari sisa lauk atau bahan makanan kemarin, yang kondisinya masih bagus. Kan sayang kalau ada sisa lalu dibuang, lagipula Nabi Muhammad juga melarang kita untuk membuang makanan.

Ngomong-ngomong tentang makanan, Ramadan tahun ini saya slow banget. Kalau tidak sempat memasak ya bikin telur ceplok aja untuk dimakan saat sahur. Sementara menu berbuka juga tidak usah selalu baru, tetapi bisa diakalin dengan cara recycle. Klean mau tahu apa saja yang bisa diolah dari bahan makanan sisa? Nih daku bocorin beberapa menunya.

Nasi Kuning

Kalau ada sisa nasi dijadikan makanan apa selain nasi goreng? Nahh kita bisa bikin nasi kuning hanya dengan beberapa bumbu yang sederhana. Kalau sudah matang, aduhai sedapnya. Ehh tunggu azan maghrib dulu baru bisa makan, ya.

                                      Sumber foto: koleksi pribadi

Cara membuat nasi kuning sangat gampang: ambil 2 piring nasi sisa. Sementara itu di dalam panci atau double pan, masukkan 250 cc santan (bisa pakai santan instan yang diencerkan), panaskan santan lalu beri garam dan kaldu bubuk secukupnya. Kalau ada 1 batang serai juga bisa ditambahkan agar makin wangi.

Beri 1-2 sdt kunyit bubuk, aduk perlahan sampai berwarna kuning. Terakhir masukkan nasi dan biarkan santan kuning menyerap dengan baik. Aduk rata dan pastikan pakai api kecil ya. Bisa juga ditambah telur ceplok.

Tumis Tempe Bunga Bawang

Siapa suka tempe? Paling gampang tuh masak tempe goreng yang tipis-tipis dan hasilnya renyah. Namun kalau ada sisa tempe jangan buru-buru dicampakkan. Klean bisa mengolahnya jadi tumis tempe bunga bawang (belalo).

                                                     Sumber foto: koleksi pribadi

Mudah banget lho bikin tumis tempe bunga bawang. Tempe sisa dipotong kotak kecil-kecil lalu digoreng sebentar, tiriskan. Sementara di wajan lain masukkan cincangan bawang merah dan bawang putih. Masukkan tempe, potongan bunga bawang, air secukupnya, dan kecap manis. Ukurannya ditakar sendiri yaa karena daku biasa masak dengan cara ‘diki’ alias dikira-kira.

Tahu Telur

Lalu bagaimana jika ada sisa tahu goreng? Kalau memang tahunya masih bagus, potong-potong saja lalu masukkan ke dalam kocokan telur ayam. Beri sejumput garam lalu adonan dimasak jadi tahu telur. Untuk bumbu kacangnya bisa pakai sambal pecel instan yang diencerkan dan diberi sedikit kecap manis. Cepat banget bikin tahu telur tapi sangat menggugah selera.

Samosa

Habis masak soto daging lalu masih ada sisa daging sapi sementara kuahnya habis? Dagingnya bisa dijadikan isian samosa. Caranya, 300 gram kentang dikupas, dicuci bersih, lalu dipotong kotak-kotak. Goreng sampai matang lalu tumis bumbu kari instan dengan 1 sdm minyak. Masukkan daging dan kentang, beri sedikit air lalu masak sampai bumbu menyerap.


                                           Sumber foto: koleksi pribadi

Ambil selembar kulit pangsit atau ½ lembar kulit lumpia, lalu masukkan 1-2 sdm isian kentang dan daging, lipat jadi bentuk segitiga. Jangan lupa rekatkan dengan putih telur atau campuran air+tepung terigu. Goreng samosa sampai berwarna cokelat keemasan, dan siap dijadikan takjil.

Steak Tempe

Siapa suka tempe? Rasanya hampir semua warga Indonesia suka makan tempe ya dan umumnya dimasak dengan cara digoreng garing. Namun kadang-kadang kan bosan digoreng atau jadi tempe oreg. Jangan khawatir, tempe itu bisa ‘disulap’ jadi steak tempe yang nikmat.

Caranya gini: tempe sisa kemarin dipotong-potong lalu dikukus sebentar sampai teksturnya empuk. Haluskan tempe lalu beri 1 butir telur, kaldu bubuk, garam dan merica secukupnya, dan beri sedikit tepung terigu. Masak steak tempe di atas wajan datar atau cetakan dorayaki sampai matang.

                                      Sumber foto: koleksi pribadi

Bikin sausnya juga gampang: cukup cincang bawang putih dan bawang Bombay lalu tumis sampai harum. Masukkan 1 sdm saus tiram, 1 sdm kecap manis, dan 1 sdm saos tomat. Saos dikentalkan dengan 100 cc air matang+ 2 sdm tepung maizena lalu siap dihidangkan dengan steak tempe.

Ramadan adalah bulan yang istimewa tetapi untuk memasak menu berbuka tidak usah terlalu memaksakan diri. Dengan trik recycle makanan kita bisa hemat sekaligus kreatif di dapur. Masih banyak sebenarnya resep daur ulang makanan tetapi hanya 5 menu ini yang sudah sering daku bikin saat Ramadan. Gimana, klean suka berbuka pakai hidangan yang mana?